Pada dasarnya, ada ruangan lingkup dalam penentuan bahaya atau hazard di tempat kerja. Yakni mencakup inginalan, tekuni dan ingindalian. Pada kondisi lingkungan kerja bengkel itu bisa dikenali potensi hazard yang ada, yaitu :
1. Potensi hazard lingkungan fisik
Potensi bahaya fisik, yaitu potensi bahaya yang dapat menyebabkan sebagian permasalahan kesehatan pada tenaga kerja yang terserang, umpamanya : terserang kebisingan intensitas tinggi, suhu ekstrim (panas & dingin), intensitas penerangan kurang memenuhi, getaran, radiasi. Potensi hazard lingkungan fisik ini meliputi kebisingan. Nilai ambang batas untuk kebisingan yakni 85 dB untuk 8 jam pemajanan, 90 dB untuk 4 jam pemajanan, 95 dB untuk 2 jam pemajanan, dsb.
Sumber kebisingan yang ada ada pada saaat pekerja menyalakan mesin motor yang mengakibatkan ruang itu jadi bising. Tipe kebisingan ini termasuk juga intermittent noise atau kebisingan yang terputus-putus dan besarnya bisa berubah-ubah. Potensi bahaya juga nampak pada asap knalpot yang bertebaran sampai berisiko mengenai mata atau terhirup lewat saluran pernafasan.
2. Potensi hazard lingkungan fisiologis
Potensi bahaya fisiologis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau yang karena oleh aplikasi ergonomi yg tak baik atau tak pas dengan beberapa norma ergonomi yang berlaku, dalam lakukan pekerjaan dan peralatan kerja, termasuk juga : sikap dan cara kerja yg tidak pas, pengaturan kerja yg tak pas, beban kerja yg tidak pas dengan kemampuan pekerja ataupun ketidakserasian pada manusia dan mesin.
Potensi hazard lingkungan fisiologis meliputi ergonomis. Saat lakukan service pekerja yang lakukan pekerjaan itu pada posisi berdiri tidak ada kursi terlebih di lebih dengan suara bising dari kendaraan. Posisi duduk bisa mengakibatkan sakit punggung karena tampak pada posisi duduk pekerja itu membungkuk tidak ada kursi.
3. Potensi hazard lingkungan Kimia
Potensi bahaya kimia, yaitu potesni bahaya yang datang dari sebagian bahan kimia yang digunakan dalam system produksi. Potensi bahaya ini bisa masuk atau merubah tubuh tenga kerja lewat : inhalation (lewat pernafasan), ingestion (lewat mulut ke saluran pencernaan), skin kontak (lewat kulit). Terjadinya efek potensi kimia pada tubuh tenaga kerja begitu tergantung dari tipe bahan kimia atau kontaminan, bentuk potensi bahaya debu, gas, uap. asap ; daya acun bahan (toksisitas) ; cara masuk dalam tubuh.
Potensi bahaya yang nampak saat lakukan perubahan oli dan tak menggunakan sarung tangan lantas berlangsung ingestion (lewat mulut ke saluran pencernaan) dan berlangsung kerancuan pada tipe kimia itu (oli).
4. Penggunaan APD
Sebagian pekerja yang beraktivitas dan lakukan pekerjaannya, tak menggunakan APD (alat pelindung diri) berupa apapun. Alat pelindung diri diklasifikasikan berdasarkan pada maksud organ tubuh yang miliki potensi diserang peluang dari bahaya. Di bagian bengkel ini, APD yang harusnya digunakan yaitu :
a. Sarung tangan
Dengan menggunakan sarung tangan, pekerja bengkel bisa membuat perlindungan bagian tangan dari temperatur ekstrim, benda tajam, tertimpa benda berat,, bahan kimia, infeksi kulit.
b. Masker
Dengan pemakaian masker di mulut dan hidung akan terlindung dari debu, uap, gas, kekurangan oksigen (oxygen defiency).
c. Pakaian lengan panjang
Menggunakan pakean lengan panjang saat bekerja di bengkel begitu penting pada perlindungan diri yaitu bisa terlindung dari temperatur ekstrim, cuaca buruk, cipratan bahan kimia atau logam cair, penetrasi benda tajam (alat-alat bengkel).
d. Alat pelindung kaki
Pada alat pelindung kaki umum yang digunakan ada pemakaian sepatu safety online paling baru yang nyaman supaya lepas dari lantai licin, lantai basah, benda tajam, benda jatuh, cipratan bahan kimia (umpamanya oli).
APD di atas bisa membuat perlindungan bagia-bagian tubuh pekerja untuk menimalisir kecelakaan kerja sepanjang bekerja. Dan sebaiknya mesti diterapkan pada pekerja yang bekerja di bengkel.
5. Menghindar/ingindalian kecelakaan kerja
Dalam menghindar/mengatur kecelakaan kerja, sebagian pekerja tak mempunyai program atau prosedur apapun, pekerja hanya menghindar terjadinya kecelakaan kerja dengan berlaku hati-hati pada tiap-tiap aktivitasnya.
6. Fasilitas kesehatan
Di bengkel ini tak mempunyai fasilitas kesehatan. Apabila berlangsung kecelakaan, maka pekerja itu mengobati dirinya dengan beli obat di apotik dan cost pengobatan ditanggung oleh yang mempunyai bengkel.
Sebagian pekerja umumnya alami kecelakaan kerja seperti, tak segaja memukul tangannya saat lakukan service motor. Sebaiknya membutuhkan fasilitas kesehatan walaupun usaha ini hanya beroperasi di bidang sector informal. Penyediaan kotak P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan) saat berlangsung kecelakaan kerja saat bekerja harusnya lebih diperhatikan oleh satu pengusaha.
2 Komentar untuk "Bahaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Industri Bengkel "
Ty k
Gak bemanfaat